Minggu, 29 Mei 2011

Alafan Yang Tertinggal

Oleh : Zulfikar Bayu

Desa langi adalah desa yang sangat tertinggal, dimana lampu-lampu listrik belum masuk ke daerah tersebut dan sangat susah kita lalui, karena disamping belum ada listrik jalannya pun belum di aspal , sehingga butuh waktu yang sangat lama menuju wilayah tersebut , menurut informasi yang saya dapatkan dari sejumlah warga di desa langi, untuk pembangunan listrik di desa tersebut tidak bias di lakukan , hal tersebut pernah di usulkan oleh sejumlah warga , namun dari hasil yang di dapatkan tidaklah enak untuk di dengar, dan jika harus membangun listrik disini terlalu banyak merugikan PLN’, dimana daerah yang kecamatan Alafan ini adalah daerah penghujung Aceh , dan di daerah Alafan hanya menetap penduduk saja , tidak ada satupun perusahaan milik Negara, jadi betapa tidak adanya keuntungan yang di peroleh oleh PLN.
Sementara itu warga Alafan sangat membutuhkan yang namanya listrik, Haruskah Alafan di biarkan begitu saja ? Siapakah yang lebih bertanggung jawab terhadap daerah yang di juluki kampung air tersebut, adakah yang harus di salahkah. Ini menjadi momen penting bagi kita semua.
Disamping itu Alafan juga daerah yang sangat langka dengan yang namanya jaringan, betapa kita harus memikirkan bahwa daerah yang di mekarkan pada tahun 2002 masih jauh tertinggal. Bila kita harus membuat perbandingan , maka sangatlah jauh berbeda, mungkin daerah kita tak asinga lagi dengan yang namanya internet, namun bagi mereka yang ada di alafan tidak bias membayangkan bagaimana yang di sebut dengan yang namanya internet ?
Penduduk Alafan adalah penduduk yang mayoritasnya orang islam dan adat kebiasaan orang disini adalah melaut, sehingga kebanyakan warga disini kehidupan ekonominya rata-rata miskin, di samping itu pendidikan mereka rata-rata tamatan SMA. Dimana tidaknya pemuda di daerah ini kebanyakan pengangguran, sehingga sangatlah sulit jika wilayah ini berkembang. Jika harus menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi mereka harus mengeluarkan biaya yang tak terhingga dan belum lagi untuk kebutuhan pokok begi keluarga mereka sehari-hari, jika mereka sehari saja tidak melaut, tidak ada yang harus di hasilkan untuk pemenuhan kebutuhan pokok mereka. Byangkan saja jika di daerah anda harga beras saat ini rata-rata mencapai Rp 4000 per kilo, namun di Alafan harga 4000 sangatlah murah di bandingkan dengan harga 15000 per bambu, kadang jua mereka tak jarang makan sagu ataupun sebagai pengganti makanan pokok mereka. Kapan kah perubahan menyentuh mereka, walla hu alam……